Selasa, 26 Maret 2013

Pemimpin Idealis ?


Pemimpin merupakan figur sentral yang dapat mempersatukan kelompok-kelompok untuk dapat saling berinteraksi dan mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. dengan kemampuan yang dimilikinya, maka dengan mudah mengkolaborasikan keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Melalui organisasi, tiap individu dilatih dan dituntut untuk mampu mengolah diri dengan benar, baik secara naluriah maupun fitrah, sehingga lahir menjadi pribadi yang memiliki integritas. Organisasi juga mengasah dan melatih hidup berjama’ah atau bekerjasama dengan orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.

Selama ini, kedudukan wanita dalam organisasi bersifat mengerucut. Kebanyakan wanita hanya menduduki posisi entry level dalam organisasi. Semakin tinggi posisi dalam organisasi, semakin sedikit pula wanita yang mendudukinya. Sangat sedikit sekali sosok wanita yang mendapatkan kesempatan untuk mendaki keposisi puncak organisasi dan menjadi sukses.

WIHDAH-PPMI merupakan sarana yang tepat bagi mahasiswi Indonesia di Mesir untuk mengembangkan potensinya dalam berorganisasi. Pada dasarnya, seorang wanita memiliki sifat-sifat dasar untuk sukses sebagai pemimpin, karena mereka cenderung lebih sabar, memiliki empati, dan multitasking mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus. wanita juga memiliki bakat untuk menjalin networking dan melakukan negosiasi.

untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif bagi organisasi, bukan karena maskulinitas atau femininitasmya, melainkan kapasitasnya untuk memimpin, bersikap aktif, mengambil berbagai inisiatif untuk mengembangkan potensi, dan yang terpenting adalah memiliki komitmen terhadap pekerjaannya.

Sudah menjadi keharusan seorang muslimah untuk mengoptimalkan perannya. Sebagaimana pula wanita memiliki peran tanggung jawab khusus, yaitu sebagai pendidik dan pemberi kontribusi kebaikan sosial. Bercermin pada suri tauladan terdahulu Ummul Mu’minin, dimana wanita ikut andil dalam memberikan kontribusi, peran dan tanggung jawab, juga ikut berlomba meraih kebaikan.

Kecendrungan seorang wanita dalam kepemimpinannya adalah dengan menekankan pada hubungan dan keakraban, dengan begitu akan memberdayakan segenap anggotanya, serta meningkatkan struktur organis. Sedangkan pemimpin yang menekankan pada status dan kemandirian cenderung mengadopsi struktur hirarkis dan perintah. Padahal organisasi sekarang sering dituntut untuk memberdayakan seluruh anggota secara nyata dalam rangka mewujudkan pelayanan yang berkualitas secara total.

Potensi dasar yang harus dipenuhi seorang wanita sebagai pemimpin yang efektif, dan dapat membawa pada pencapaian efektivitas organisasi adalah pemimpin memiliki ciri-ciri pribadi tertentu. Yaitu dengan meliputi: kecakapan yang tinggi, kepekaan pada variasi situasi, inisiatif, kepercayaan diri, dan kepribadian yang baik.

Kepemimpinan ini merupakan sebuah kepercayaan yang diberikan kepada seseorang untuk memberikan komando atau arahan kepada orang-orang yang telah memberikan kepercayaan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan harapan akan lebih baik dibandingkan dari kepemimpinan sebelumnya.

Dipenghujung catatan ini, kami sangat optimis dengan kepengurusan WIHDAH mendatang, dengan bekal yang lebih dari cukup, pengalaman yang luas, serta dapat mengambil pelajaran berharga dari kepengurusan sekarang. kami yakin ditangan sosok muslimah yang lebih baik, insyallah WIHDAH bisa maju lagi, amin...


*tulisan ini dimuat pada buletin SPA 2013

3 komentar: