Sabtu, 20 Agustus 2011

rindu Q

Heningnya malam, pekat, pun begitu hampa. Aku tak mendengar suara apapun kecuali detik jam yang terletak tepat dihadapanku. Karena saat ini aku sedang terduduk di meja belajarku. Ya, sedari tadi aku termenung, dan hanya memandangi fhoto yg ada dihadapanku.

Hhhh… helaan nafasku berhembus, dan hanya senyuman kecil yang bisa terukir di wajahku. ketika kumelihat wajah ibuku di sebuah bingkai fhoto yang kini kuraih. Tak luput segera keberikan pelukan hangat pada frame yang hanya bermotif polos itu, pertanda kalau saat ini ku sedang merindukannya.

Kini hayalanku buyar ntah kemana, teringat olehku bayangan ibu ketika aku pulang ketanah air lima bulan yang lalu. Dari kejauhan aku melihat ibu sudah menitikkan air mata begitu melihatku di bandara, Ibu langsung memelukku erat-erat, disertai kecupan sayang yang sudah dua tahun aku tidak merasakannya, serasa begitu damai aku dalam pelukannya.

Walau hanya sebulan setengah aku di rumah, tapi waktu yang sangat sedikit ini bagiku bagaikan perhiasan yang tidak ternilai lagi harganya. Hingga tak mampu lagi hendak kututurkan dengan kata-kata.

------ * * * * ------

Suatu malam , Aku serasa ada yang aneh pada ibu, ya ibu tiba-tiba datang menghampiriku, sembari kulihat di tangannya sebuah buku yang sekilas kubaca di sampul depannya “Kaidah membaca al-Quran dengan Tajwid”, hmm.. awalnya aku mengira ibu akan menanyakan sesuatu padaku. Tapi ternyata dugaanku salah. Justru ibu memintaku untuk diajarkan ilmu tajwid, dan cara membaca al-Quran yang baik dan benar.

Dengan senang hati aku dan ibu terus belajar tuk mengulas pembahasan ilmu tajwid. Aku bangga pada Ibu, walaupun usianya sudah tua, tapi semangat belajarnya melebihi aku yang masih mahasiswi. bahkan cucunya kini sudah enam, memang dikeluargaku hanya aku yang belum menikah, kelima kakakku sudah berkeluarga. Tentunya ayah dan ibuku sudah dipanggil kakek dan nenek sejak aku menginjak kelas lima SD.

Sambil membaca contoh ayat-ayat yang tertera di buku itu. Sesekali aku memandangi ibu, senyuman kecil yang dapat kuberikan walau tak terlihat olehnya. Tanpa kusadari, aku melihat bayangan di samping ibu, tepatnya bayangan masa kecilku. Terlihat jelas di mataku, sosok kecilku di pangkuan ibu dengan suara lantang menghafalkan surat-surat pendek, aku mengikuti apa yang dibaca oleh ibu.



Ya allah… bagaimana bisa kali ini dunia terbalik, saat ini aku tengah mengajarkan ibu, Yang mana dulu ibu mengajarkanku bagaimana cara membaca al-Quran, dan menghafalkan doa-doa. Aku bengong sejenak, ayat yang kubacapun akhirnya terputus. Ibu hanya heran melihatku yang tiba-tiba berhenti membaca. Tapi kulanjutkan kembali membacanya, tuk menyembunyikan rasa haruku pada ibu. Rasanya ingin menitikkan air mata jika mengingat bagaimana perjuangan ibu dimasa kecilku dulu.


---------- * * * * -----------


Tepat pukul 02:00 tanpa sengaja aku terbangun dari tidurku. Padahal seperti biasa aku memasang alarm pukul 03:00 tuk shalat tahajud. Tapi entahlah kali ini, rasanya ingin keluar dari kamarku. Aku berniat tuk kedapur tuk minum, karena rasa dahaga yang tiba-tiba menyerbuku. Mungkin ini juga kesempatanku tuk sekalian ambil air wudhu’.

Begitu melintasi kamar ibu. Aku mendengarkan lantunan kalam ilahi yang di baca oleh ibu. Suara yang terbata-bata pun agak serak, Mungkin karena ibu juga sudah tua. Tapi sungguh, ketika ku mendengarkan suara itu, terasa hati begitu sejuk, tapi juga ada perasaan sedih, pilu, haru membaur jadi satu. Entah apa yang tiba-tiba datang menyayat hati. Pelupuk matapun bak riak sungai yang mengalir dengan derasnya.


-------- * * * * --------


Tanpa terasa, kini air mataku membasahi frame fhoto yang dari tadi berada dalam pelukanku. Rasa rinduku pada ibu makin tertanam begitu dalam, hingga akarpun tak mungkin lagi tuk menggapainya.

Bu… Izinkan anakmu ini, tuk beberapa waktu lagi tuk tatap di Negeri seribu menara ini, demi memulung sebuah ilmu. Walau jarak yang memisahkanku darimu, tapi batinku kan selalu rapat disisimu.

Wahai malam.. sampaikan salamku tuk ibu. Katakan padanya kalau kini aku sangat merindukannya. Rindu akan belai kasihnya. Pun mengharap, ku selalu berada di pelukannya.

Wahai Sang Khaliq.. kumohon lindungilah ia. Jagakanlah agar senyuman tetap selalu terukir diwajahnya. Jangan biarkan marabahaya dan penyakit menghampirinya.

I LOVE YOU my mom…..>>>

Madrasah, 20 agustus 2011






4 komentar: